fi'SIKA sika

fi'SIKA sika

Jumat, 09 Maret 2012

fi'sika sika PEMUAIAN

Pengertian Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.
Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan 1/273.
Pemuaian panjang
adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah
Rumus pertambahan panjang
Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan maka digunakan persamaan sebagai berikut :
Rumus panjang akhir
Yang perlu diperhatikan adalah didala rumus tersebut banyak sekali menggunakan lambang sehingga menyulitkan dalam menghapal. Disarankan untuk sering menggunakan rumus tersebut dalam mengerjakan soal dan tidak perlu dihapal.
Pemuaian luas
adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis.
Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. Pada perguruan tinggi nanti akan dibahas bagaimana perumusan sehingga diperoleh bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan persamaan sebagai berikut :
Rumus pemuaian luas
Pemuaian volume
adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien muai volumenya sama dengan 1/273
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada lambangnya saja. Perumusannya adalah
Rumus pemuaian volume

Senin, 27 Februari 2012

ADHESI DAN KOHESI


ADHESI DAN KOHESI
Pada artikel sebelumnya yang berjudul Wujud Zat (States of Matter) kita sudah membahas mengenai sifat sifat partikel suatu zat. Dimana salah satu sifatnya adalah adanya gaya tarik menarik antar partikel. Terdapat dua macam gaya tarik menarik antar partikel, yaitu kohesi dan adhesi.
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang sejenis. Kohesi dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antarpartikel dalam zat. Dengan demikian, kamu pasti tahu bahwa gaya kohesi zat padat lebih besar dibandingkan dengan zat cair dan gas (hayo…coba ingat kembali susunan partikel pada zat padat, cair, dan gas pada artikel sebelumnya). Gaya kohesi mengakibatkan dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat. Contoh peristiwa kohesi adalah : Tidak bercampurnya air dengan minyak, tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa kapiler, dan air pada daun talas.
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan. Contohnya : Bercampurnya air dengan teh/kopi, melekatnya air pada dinding pipa kapiler, melekatnya tinta pada kertas, dll. (Coba kalian cari tahu contoh yang lainnya dalam kehidupan sehari hari)
Ada 3 kondisi yg mungkin terjadi jika kita mencampurkan 2 macam zat
  1.  
    1. Jika gaya kohesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya adhesinya, kedua zat tidak akan bercampur. Contohnya, minyak kelapa dicampur dengan air.
    2. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda sama besar dengan gaya kohesinya, kedua zat akan bercampur merata. Contohnya, air dicampur dengan alkohol.
    3. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya kohesinya, kedua zat akan saling menempel. Contohnya, air yang menempel pada kaca.
Akibat adanya kohesi dan adhesi, terjadi beberapa peristiwa menarik dalam fisika. Berikut ini beberapa di antaranya :
1. Meniskus Cembung dan Meniskus Cekung : Meniskus adalah peristiwa mencekung atau mencembungnya permukaan zat cair. Berdasarkan bentuk permukaan zat cair, meniskus dibedakan menjadi dua, yaitu meniskus cembung dan meniskus cekung. Meniskus cembung terjadi jika kohesi lebih besar daripada adhesi (kohesi > adhesi). Sedangkan meniskus cekung terjadi jika adhesi lebih besar daripada kohesi (adhesi > kohesi).
kohesi adhesi
2. Kapilaritas : Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler (pipa yang diameternya sangat kecil). Contoh peristiwa kapilaritas antara lain naiknya minyak tanah pada sumbu kompor, naiknya air dari akar ke daun pada tumbuhan melalui pembuluh xylem, Basahnya dinding dalam rumah ketika dinding luar basah terkena air, dll (Ayo cari tahu contoh contoh lainnya dalam kehidupan sehari hari).  Permukaan zat cair (contohnya air dan raksa) pada bejana berhubungan yang memiliki pipa kapiler dapat dilihat pada gambar di bawah ini,
kapilaritas
Sedangkan pada bejana berhubungan yang tidak memiliki pipa kapiler bila diisi dengan zat cair sejenis dan dalam keadaan diam, maka tinggi permukaan zat cair pada setiap bejana adalah sama. Keadaan itu disebut dengan “asas bejana berhubungan”.
3. Tegangan Permukaan : Tegangan permukaan merupakan kecenderungan zat cair untuk menegang sehingga pada permukaan zat cair seolah olah terdapat selaput atau lapisan yang tegang , sehingga dapat menahan benda. Hal ini terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara partikel zat cair (kohesi). Beberapa contoh peristiwa tegangan permukaan diantaranya yaitu serangga air dapat berjalan di atas permukaan air, tetesan air pada permukaan daun talas berbentuk seperti bola, tetesan embun yang menempel di atas rumput berbentuk seperti bola, silet dapat mengambang dipermukaan air (hmm….. yang satu ini perlu dipraktekkan, ayo siapa mau mencoba membuktikan?).

Selasa, 14 Februari 2012

FI'sika SUHU


SUHU
NO
SUHU
TITIK BAWAH
TITIK ATAS
RENTANG
SKALA
1
Celcius
0°
100
100°
5
2
Reamur
0°
80
80°
4
3
Fahrenheit
32°
212
180°
9
4
Kelvin
273°
273
100°
5

Rumus:
                    


A. Rumus merubah celcius ke kelvin
= Celcius + 273,15
B. Rumus merubah celcius ke rheamur
= Celcius x 0,8
C. Rumus merubah reamur ke celcius
= Rheamur x 1,25
D. Rumus merubah celcius ke fahrenheit
= (Celcius x 1,8) + 32
E. Rumus merubah fahrenheit ke celcius
= (Fahrenheit - 32) / 1,8
F. Rumus merubah rheamur ke farenheit
= (Rheamur x 2,25) + 32

                                                                                                                                   


CONTOH SOAL :                                                                                
                          Benda yang diukur dengan thermometer celcius suhunya 85° C. Suhu tersebut
                          Jika diukur dengan thermometer reamur adalah….
Pembahasan:
            X°R     :
R       :
          R       : (85:5).4
          R       : 17.4
          R       : 68°

FI'sika besaran dan satuan


KELAS 7
                                                                                                                                                            

BESARAN DAN SATUAN

      Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai(besaran) dan satuan.Berdasarkan asal satuannya besaran dibedakan menjadi 2:
1.Besaran Pokok
2.Besaran Turunan
                Besaran Pokok adalah besaran dasar yang satuannya telah ditetapkan dan didefinisikan oleh lembaga internasional.Besaran pokok  ditetapkan menjadi 7 dan satuannya:
NO
BESARAN
SATUAN
LAMBANG SATUAN
1
Panjang
Meter
M
2
Massa
Kilogram
Kg
3
Waktu
Sekon
S
4
Suhu
Kelvin
K
5
Kuat Arus Listrik
Ampere
A
6
Intensitas Cahaya
Candela
Cd
7
Jumlah zat
Mole
mol

                Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.contoh besaran satunan dan satuannya:
NO
BESARAN
LAMBANG BESARAN
SATUAN
LAMBANG SATUAN
1
Luas
A
Meter persegi
M2
2
Volume
V
Meter kubik
M3
3
Kecepatan
v
Meter per sekon
M/s
5
Massa Jenis
F
Newton
N
6
Gaya
W
Joule
J
7
Daya
P
Watt
W
8
Tekanan
p
Kilogram per meter kubik
Kg/m2
9
Percepatan
p
pascal
P

Ciri-ciri satuan internasional
·         Mudah ditiru
·         Bersifat tetap
·         Bersifat internasiona
ALAT UKUR PANJANG
1.MISTAR
Factor ketelitian 1 mm



2.JANGKA SORONG
                Factor ketelitian 0,1mm


3.MIKROMETER SKRUP
                Factor ketelitian  0,01 mm


                           
MENGUKUR MASSA
Neraca : alat untuk mengukur massa suatu benda
Jenis      :  1. Neraca sama lengan
                   2. Neraca O’haus
                   3. Neraca meja
MENGUKUR WAKTU
Jenis      :   1. Jam pasir
                    2. Arloji
                    3. Stopwatch